Elevation Records
Elevation Records terbilang cukup unik. Mereka banyak merilis ulang dan
me-reissue berbagai album esensial ke dalam format yang berbeda. Berdiri
pada tahun 2012, rilisan pertama mereka adalah album Sajama Cut “The Osaka
Journal” yang dirilis ke format piringan hitam. Berbagai genre pun mereka
sikat, sebut saja Homicide, band psych-pop Bandempo, folk melayu
Semakbelukar, Roman Catholic Skulls (proyek drone/noise Marcel Thee
Sajama Cut), sampai album live Gombloh (yang kovernya digarap Herry Sutresna).
Pada tahun 2016, mereka mulai merilis buku-buku musik yang menurut websitenya
memiliki “gaya narasi bercerita yang berbeda dengan
pengemasan dan desain yang membuatnya menjadi collectible”. Buku-buku rilisan mereka seperti Seusai Boombox Tetap Menyalak yang
ditulis oleh hip hop nerd Herry Sutresna atau New Dawn Fades karya
editor in chief Jakarta Post Taufiq Rahman, memang sangat informatif dan
layak dikoleksi. Kami sangat merekomendasikan Flip Da Skrip (Herry
Sutresna) yang membahas sejarah musik hip hop secara komprehensif dan
juga This Album Could Be Your Life: Album Musik Indonesia Terbaik 1955-2015 (Taufiq
Rahman), yang merekomendasikan dan mengarsipkan album-album esensial terbaik
dari tahun 1955 sampai 2015. Rilisan terakhir mereka adalah reissue vinyl
album metal 1992 legendaris karya Rotor berjudul “Behind the 8th Ball”.


Website: http://www.elevationgroup.co/ La Munai RecordsRilisan La Munai selalu menarik. Pertama mendengar La Munai Records
adalah saat mereka merilis ulang salah satu album masterpiece Harry
Roesli Gang “Philosophy Gang” kedalam format piringan hitam. Tentu saja
ini menarik, selain jarang beredarnya vinyl first-press album ini, sudah
tentu jika ada pun harganya akan sangat mahal. Album dengan lagu-lagu menarik
seperti “Peacock Dog”, “Borobudur” dan “Malaria” ini pun habis
dibeli para kolektor dalam waktu singkat. Mereka pun merilis salah satu album psychedelic
obscure dari tanah Sunda karya Yanti Bersaudara yang disambut hangat
oleh para archivist dan kolektor musik nusantara. Proyek besar mereka
berikutnya adalah sebuah reissue album “Titik Api” dari musisi
garda depan Harry Roesli. Selain reissue-reissue album nusantara klasik
yang menarik, mereka juga merilis reissue band indie pop Jakarta,
Santamonica (Curiouser and Curiouser), album live Komunal, kaset The
Panturas, reissue album pertama The Brandals dan kaset Early Tapes
Teenage Deathstar. Rilisan 2020 mereka kemarin juga cukup menarik, band psych
rock dari Bali bernama Rollfast dengan album Garatuba. 
Grimloc RecordsGrimloc Records adalah spiritual successor dari label independen
Bandung era akhir 1990-an bernama Harder Records. Label yang fokus utamanya
adalah musik hardcore ini telah merilis album Balcony, Full of Hate,
Undercontrol sampai kompilasi legendarisnya, Brain Beverages (yang didalamnya
ada berbagai band oldschool dari Homicide, Puppen, Groggi sampai Blind
to See). Setelah Harder berakhir, Herry “Ucok” Sutresna bersama kawan-kawan
kolektifnya Ridwan “Eone” Gunawan (Eyefeelsix, Bars of Death), Febby Herlambang
(Kidsway, Balcony), Juni, Yadi dan Novan merintis Grimloc. Berawal dari merilis
album “Pain Per Hate” Eyefeelsix, Grimloc mulai produktif. Dengan ide
dasar dan model bisnis seperti Dischord Records milik Ian McKaye, Grimloc ingin
memfokuskan alokasi dananya untuk merilis band-band kawan dekat di Bandung dan
sekitarnya. Dischord berpengaruh terhadap berkembangnya scene punk/hardcore Washington
D.C., dan Grimloc pun ingin membantu skena dan komunitas kreatif Bandung. Label
ini juga banyak dipengaruhi label hip-hop underground seperti Definitive
Jux dan Stones Throw yang benar-benar merilis musik yang mereka suka tanpa
memikirkan pasar. Dibantu packaging dan art direction yang khas,
rilisan-rilisan Bars of Death, Forgotten, Mesin Tempur, Krowbar, Homicide dan
Randslam sangat menarik secara audio maupun visual. Beberapa rilisan dan
kompilasi mereka pun selalu berisikan booklet tebal, yang jarang ditemui pada
rilisan fisik kontemporer.


Website: https://grimlocstore.com/ Disaster RecordsDivisi record label dari brand Maternal Disaster ini adalah salah
satu yang cukup aktif merilis musik keras bawah tanah. Tak sering juga mereka
berpartner dengan Grimloc Records untuk merilis sesuatu, seperti rilisan boxset
Mesin Tempur, vinyl 12” Krowbar dan album “Demi Masa” milik
Morgue Vanguard X Doyz. Roster-roster Disaster Records pun cukup variatif, dari
hardcore/punk asal Batam bernama Bonecrutch, Sharkbite dari Malang, sludge
metal Bandung Ssslothhh, Konfliktion, Gabber Modus Operandi, alt-rockers
Nearcrush, sampai crust punkers Kontrasosial. Selain sering menggelar
DSSTR showcase untuk roster-roster bandnya sebelum masa pandemi ini,
Disaster Records juga banyak memproduksi merchandise menarik dengan
kualitas produksi standar tinggi Maternal Disaster. Saat tulisan ini ditulis
kami masih menunggu rilisan terbaru Senyawa “Alkisah” yang sangat
dinantikan dan juga kolaborasi baru mereka dengan Grimloc untuk EP “Mersault”
Sacred Witch. kamu bisa mengunjungi website mereka yang komprehensif untuk
berburu rilisan dan menemukan band-band hasil kurasi mereka.

Website: https://disasterposse.com/ Anoa RecordsDengan taglinenya “if we believe in something we hear, it’s better to
record it” sudah jelas bahwa Anoa Records adalah sebuah record label
independen yang dibuat seorang penggemar musik untuk penggemar musik lainnya.
Sudah eksis dari tahun 2013 untuk mendeliver album-album lokal
berkualitas, Anoa sangat tertarik pada genre-genre bernuansa ‘90an seperti
indierock, indiepop, shoegaze sampai pop punk. Menariknya, setiap rilisan fisik
Anoa selalu ada liner notes personal dari Peter Walandouw, founder
Anoa. Peter bergerilya memproduksi dan merilis band-band favoritnya. Dimulai
dari band-band teman dekat yang disukainya sampai band-band baru yang
menurutnya punya potensi, Anoa Records bisa dibilang sangat produktif.
Band-band veteran seperti The Milo dan The Sastro pun mereka rilis. Roster
mereka diantara lain adalah: Barefood, Kaveh Kanes, Gascoigne dan Pavement-worship
dari Jakarta, Texpack. Anoa juga tampak bernostalgia dengan merilis Lass dan
Silverglaze, proyek dari Widi eks-Cherry Bombshell. Anoa sepertinya sedang
mempersiapkan rilisan untuk band Gergasi Api, proyek Alexandra J. Wuisan dan
Ekyno eks-Full of Hate. Sebelumnya juga mereka sempat merilis Yearnings,
sebuah single digital dari Alexandra, Ajie Gergaji (The Milo) dan Kimung
(eks-Burgerkill).

Kolibri RecordsSalah satu record label yang cukup aktif dalam merilis dan mengadakan showcase,
roster band-band Kolibri dipenuhi band-band menarik dari berbagai genre
seperti Jirapah, Bedchamber, Low Pink, Grrrl Gang dan Flowr Pit. Semua
rilisan-rilisan Kolibri Records selalu tampil dengan art direction dan
packaging colourful khas mereka. Dari showcase-showcase berkonsep
mereka, tour-tour mini, marketing sosial media yang unik sampai beberapa video
klip yang digarap bersama, etos kerja do it ourselves mereka membuahkan
hasil dengan laris manisnya rilisan-rilisan dan merchandise mereka. Feedback
positif selalu terlihat di setiap rilisan mereka. Entah kenapa, situs resmi
mereka tampak tidak aktif untuk sekarang, tapi sepertinya mereka sedang
mempersiapkan rilisan-rilisan menarik berikutnya. Untuk sementara kunjungi
bandcamp Kolibri Records untuk mendengar beberapa diskografi current roster mereka.








